Sunday, August 19, 2018

Shalat Lail Menghapuskan Dosa

Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Innalhamda lillahi nahmaduhu wa nasta'inuhu wa nastaghfiruhu wa na'udzubillahi min syururi anfusina wa syaiati 'amalina man yahdillah fala mudhillalah wa man yudhlilhu fala hadiyalah. wa shalatu wa salamu 'ala rasulillah wa'ala aalihi wa ashhaabihi waman walah. waba'du : Insan sejati pencinta sunnah kali ini penulis sampaikan ringkasan hadits arba'in nawawiyah hadits bagian ke-29 dengan tema : Shalat Lail Menghapuskan Dosa

SHALAT LAIL MENGHAPUSKAN DOSA
Shalat Lail Menghapuskan Dosa
Artinya :
Dari Mu’adz bin Jabal, ia berkata : Aku berkata : “Ya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beritahukanlah kepadaku suatu amal yang dapat memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkan aku  dari  neraka”.  Nabi  Shallallahu  ‘alaihi  wa  Sallam  menjawab,  “Engkau  telah bertanya tentang perkara yang besar, dan sesungguhnya itu adalah ringan bagi orang yang digampangkan oleh Allah ta’ala. Engkau menyembah Allah dan jangan menyekutukan   sesuatu   dengan-Nya,   mengerjakan   shalat,   mengeluarkan   zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan mengerjakan haji ke Baitullah”. Kemudian beliau bersabda “Inginkah  kuberi  petunjuk  kepadamu  pintu-pintu  kebaikan?  Puasa  itu adalah perisai, shadaqah itu menghapuskan kesalahan sebagaimana air memadamkan api, dan shalat seseorang di tengah malam”. Kemudian beliau membaca ayat : “Tatajaafa junuubuhum ‘an madhaaji’… hingga …ya’maluun“. Kemudian beliau bersabda: “Maukah bila aku beritahukan kepadamu pokok amal tiang-tiangnya dan puncak-puncaknya?” Aku menjawab : “Ya, wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Pokok amal adalah Islam, tiang-tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad”. Kemudian beliau bersabda : “Maukah kuberitahukan kepadamu tentang kunci semua  perkara  itu?”  Jawabku  :  “Ya,  wahai  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam”.  Maka  beliau  memegang lidahnya dan bersabda : “Jagalah ini”. Aku bertanya : “Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, apakah kami dituntut (disiksa) karena apa yang kami katakan?” Maka beliau bersabda : “Semoga engkau selamat. Adakah yang menjadikan orang menyungkurkan mukanya (atau ada yang meriwayatkan batang hidungnya) di dalam neraka, selain ucapan lidah mereka?” .(HR. Tirmidzi, ia berkata : “Hadits ini hasan shahih)

Penjelasan :
Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam “engkau telah bertanya tentang perkara yang besar, dan sesungguhnya itu adalah ringan bagi orang yang digampangkan oleh Allah ta’ala”, maksudnya bagi orang yang diberi taufiq oleh Allah kemudian diberi petunjuk untuk beribadah kepada- Nya dengan menjalankan agama secara benar, yaitu menyembah kepada Allah tanpa sedikit pun menyekutukan-Nya dengan yang lain.

Kemudian sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam “mengerjakan shalat”, yaitu melaksanakannya dengan cara dan keadaan paling sempurna. Kemudian beliau menyebutkan syari’at-syari’at Islam yang lain, seperti zakat, puasa dan haji.

Kemudian sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam “inginkah kuberi petunjuk kepadamu pintu-pintu kebaikan? Puasa itu adalah perisai”, maksudnya adalah selain puasa Ramadhan, karena puasa yang  wajib  telah  diterangkan sebelumnya. Jadi,  maksudnya ialah  banyak berpuasa sunnat. Perisai maksudnya ialah puasa itu menjadi tirai dan penjaga dirimu dari siksa neraka.

Kemudian sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam “shadaqah itu menghapuskan kesalahan”. Maksud shadaqah di sini adalah zakat.

Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  “shalat seseorang di tengah malam”. Kemudian beliau membaca ayat : “Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdo’a kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang kami berikan kepada mereka. Maka suatu jiwa tidak dapat mengetahui apa yang dirahasiakan untuk mereka, yaitu balasan yang menyejukkan mata, sebagai ganjaran dari amal yang telah mereka lakukan”. (QS. As Sajadah 32 : 16-17). Maksudnya orang yang shalat tengah malam, dia mengorbankan kenikmatan tidurnya dan lebih mengutamakan shalat karena semata-mata mengharapkan pahala dari Tuhannya,   seperti   tersebut   pada   firman-Nya   :   “Maka   suatu   jiwa  tidak   dapat mengetahui apa yang dirahasiakan untuk mereka, yaitu balasan yang menyejukkan mata, sebagai ganjaran dari amal yang telah mereka lakukan”. Dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa Allah sangat membanggakan orang-orang yang melakukan shalat malam  di  saat  gelap  dengan  firman-Nya  dalam  sebuah  Hadits  Qudsi  :  “Lihatlah hamba-hamba-Ku ini. Mereka berdiri shalat di gelap malam saat tidak ada siapa pun melihatnya  selain  Aku.  Aku  persaksikan kepada  kamu  sekalian  (para  malaikat) sungguh Aku sediakan untuk mereka negeri kehormatan-Ku”.

Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Maukah kuberitahukan kepadamu tentang kunci semua perkara itu?” Jawabku : “Ya, wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam”. Maka beliau memegang lidahnya dan bersabda : “Jagalah ini”. Aku bertanya : “Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, apakah kami dituntut (disiksa) karena apa yang kami katakan?” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Semoga engkau selamat. Adakah yang menjadikan orang menyungkurkan mukanya (atau ada yang meriwayatkan batang hidungnya) di dalam neraka, selain ucapan lidah mereka?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengumpamakan perkara ini dengan unta jantan dan Islam dengan kepala unta, sedangkan hewan tidak akan hidup tanpa kepala.

Kemudian sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam “tiang-tiangnya adalah shalat”. Tiang suatu bangunan adalah alat penyangga yang menegakkan bangunan tersebut, karena bangunan tidak akan dapat berdiri tegak tanpa tiang.

Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam “puncaknya adalah jihad”, artinya jihad itu tidak tertandingi oleh amal-amal lainnya, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Hurairah. Ia berkata bahwa ada seseorang lelaki datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata : “Tunjukkan kepadaku amal yang sepadan dengan jihad”. Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Tidak aku temukan”. Kemudian sabda beliau : “Adakah engkau sanggup masuk ke dalam masjid, lalu kamu melakukan shalat Lail tanpa henti dan puasa tanpa berbuka selama seorang mujahid pergi (berperang)?” Orang itu menjawab : “Siapa yang sanggup berbuat begitu!”.

Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : “maukah kuberitahukan kepadamu tentang kunci semua perkara itu?” Jawabku : “Ya, wahai Rasullah”. Maka beliau memegang lidahnya dan bersabda : “Jagalah  ini”,  maksudnya  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  menggalakkan  dia pertama kali untuk berjihad melawan orang kafir, kemudian dialihkan kepada jihad yang lebih besar, yaitu jihad melawan hawa nafsu, menahan perkataan yang menyakitkan atau menimbulkan kerusakan karena sebagian besar manusia masuk neraka karena lidahnya.

Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Semoga engkau selamat. Adakah yang menjadikan orang  menyungkurkan mukanya (atau  ada  yang  meriwayatkan batang hidungnya) di dalam neraka, selain ucapan lidah mereka?” Penjelasannya telah ada pada Hadits riwayat Bukhari dan Muslim yang berbunyi : “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhirat hendaklah ia berkata baik atau diam”.

Demikian juga pada Hadits lain disebutkan : “Barang siapa memberi jaminan kepadaku untuk menjaga apa yang ada di antara kedua bibirnya dan apa yang ada di antara kedua pahanya, maka aku jamin dia masuk surga”. Wallahu 'Alam.
Semoga Bermanfa;at.


Silahkan baca postingan sebelumnya :

0 comments:

Post a Comment