Sunday, August 19, 2018

Berpegang Kepada Sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Dan Khulafaur Rasyidin

Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Innalhamda lillahi nahmaduhu wa nasta'inuhu wa nastaghfiruhu wa na'udzubillahi min syururi anfusina wa syaiati 'amalina man yahdillah fala mudhillalah wa man yudhlilhu fala hadiyalah. wa shalatu wa salamu 'ala rasulillah wa'ala aalihi wa ashhaabihi waman walah. waba'du : Insan sejati pencinta sunnah kali ini penulis sampaikan ringkasan hadits arba'in nawawiyah hadits bagian ke-28 dengan tema : Berpegang Kepada Sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Dan Khulafaur Rasyidin 

BERPEGANG KEPADA SUNNAH RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM   DAN KHULAFAUR RASYIDIN
Berpegang Kepada Sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Dan Khulafaur Rasyidin
Artinya :
Abu Najih, Al ‘Irbad bin Sariyah ra. ia berkata : “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberi nasehat kepada  kami  dengan  satu  nasehat  yang  menggetarkan hati  dan  membuat air mata bercucuran”. kami bertanya ,"Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, nasihat itu seakan-akan nasihat dari orang yang akan berpisah selamanya (meninggal), maka berilah kami wasiat" Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Saya memberi wasiat kepadamu agar tetap bertaqwa kepada Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Mulia, tetap mendengar dan ta'at walaupun yang memerintahmu seorang hamba sahaya (budak). Sesungguhnya barangsiapa diantara kalian  masih  hidup  niscaya  bakal  menyaksikan banyak  perselisihan. karena  itu berpegang teguhlah kepada sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang lurus (mendapat petunjuk) dan berpeganglah kamu dengan kepada sunnah-sunnah itu dengan kuat. Dan jauhilah olehmu hal-hal baru karena sesungguhnya semua bid'ah itu sesat." (HR. Abu Daud dan At Tirmidzi, Hadits Hasan Shahih) 

Penjelasan :
Pada sebagian sanad diriwayatkan dengan kalimat “Sesungguhnya ini adalah nasihat dari orang yang akan berpisah selamanya (meninggal). Lalu apa yang akan engkau pesankan kepada kami ?” Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa sallam bersabda, “Aku tinggalkan kamu dalam keadaan terang benderang, malamnya seperti siang. Tidak ada yang menyimpang melainkan ia pasti binasa”

Perkataan, “nasihat yang mengena” maksudnya adalah mengena kepada diri kita dan membekas dihati kita. Perkataan, “yang menggetarkan hati kita” maksudnya menjadikan orang takut. Perkataan,”yang mencucurkan air mata” maksudnya seolah- olah nasihat itu bertindak sebagai sesuatu yang menakutkan dan mengancam.

Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Aku memberi wasiat kepadamu supaya tetap bertaqwa kepada Allah  yang  Maha  Tinggi  lagi   Maha  Mulia,  tetap  mendengar  dan  mentaati” maksudnya  kepada  para  pemegang  kekuasaan.  Sabda  Beliau“Walaupun  yang memerintah kamu seorang budak”, pada sebagian riwayat disebutkan budak habsyi. Sebagian Ulama berkata, “Seorang budak tidak dapat menjadi penguasa” kalimat tersebut sekedar perumpamaan, sekalipun hal  itu  tidak menjadi kenyataan, seperti halnya sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Barangsiapa membangun masjid sekalipun seperti sangkar burung karena Allah, niscaya Allah akan membangukan untuknya sebuah rumah di surga”.  Sudah  tentu  sangkar  burung  tidak  dapat  menjadi  masjid,  tetapi  kalimat perumpaan seperti itu biasa dipakai.

Mungkin sesekali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitahukan bahwa akan terjadinya kerusakan sehingga sesuatu urusan dipegang orang yang bukan ahlinya, yang akibatnya seorang budak bisa menjadi penguasa. Jika hal itu terjadi, maka dengarlah dan taatilah untuk menghindari mudharat yang lebih besar serta bersabar menerima kekuasaan dari orang yang tidak dibenarkan memegang kekuasaan, supaya tidak menimbulkan fitnah yang lebih besar. 

Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sungguh, orang yang masih hidup diantaramu nanti akan melihat banyak  perselisihan”  ini  termasuk  salah  satu  mukjizat  beliau  yang  mengabarkan kepada para shohabatnya akan terjadinya perselisihan dan meluasnya kemungkaran sepeninggal beliau. Beliau telah mengetahui hal itu secara rinci , tetapi beliau tidak menceritakan hal itu secara rinci kepada setiap orang, namun hanya menjelaskan secara global. Dalam beberapa hadits ahad disebtukan beliau menerangkan hal semacam itu kepada  Hudzaifah  dan  Abu  Hurairah  yang  menunjukkan bahwa  kedua  orang  itu memiliki posisi dan tempat yang penting disisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

Sabda Beliau, “Maka wajib atas kamu memegang teguh sunnahku” sunnah ialah jalan lurus yang berjalan pada aturan-aturan tertentu, yaitu jalan yang jelas.

Sabda Beliau, “dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapatkan petunjuk” maksudnya mereka yang senantiasa diberi petunjuk. Mereka itu ada 4 orang, sebagaimana ijma’ para ulama, yaitu Abu Bakar, ‘Umar, ‘Utsman dan Ali ra. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh kita teguh mengikuti sunnah Khulafaur Rasyidin karena dua perkara : 
Pertama, bagi yang tidak mampu berpikir cukup dengan mengikuti mereka. 
Kedua, menjadikan pendapat mereka menjadi pilihan utama bila terjadi perselisihan pendapat diantara para shahabat. 

Sabdanya “ Jauhilah olehmu perkara-perkara yang baru “. Ketahuilah bahwa perkara yang baru itu ada dua macam : 
Pertama, perkara baru yang tidak punya dasar syari’at, hal semacam ini bathil lagi tercela.
Kedua,  perkara baru  yang  dilakukan dengan membandingkan dua  pendapat yang setara, perkara baru semacam ini tidak tercela. Kata-kata “perkara baru atau bid’ah” arti asalnya  bukanlah  perbuatan  yang  tercela.  Akan  tetapi,  bila  pengertiannya  ialah menyalahi Sunnah dan menuju kepada kesesatan, maka dengan pengertian semacam itu menjadi tercela, sekalipun secara harfiah makna kata tersebut sama sekali tidak tercela, karena Allah pun di dalam firman-Nya menyatakan : “Tidak datang kepada mereka suatu ayat Al Qur’an pun yang baru dari Tuhan mereka” (QS. Al Anbiyaa’ :2) Juga perkatan ‘Umar ra.: “Bid’ah yang sebaik-baiknya adalah ini”, yaitu shalat tarawih berjama’ah.

Wallaahu a’lam.

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment