Saturday, July 1, 2023

Menilik Rahasia Hidup Tentram : dengan Mengimplikasikan Gratitude dalam Psikologi Positif

Menilik Rahasia Hidup Tentram : dengan Mengimplikasikan Gratitude dalam Psikologi Positif
Oleh: Ringga Badriyah (12160000176)

Dewasa ini, seringkali terpikir bagaimana caranya agar hidup ini tentram, aman dan nyaman. Banyak  orang-orang   membuat strategi  untuk mencapai hal tersebut. Namun memang beberapa belum sepenuhnya paham akan makna hidupnya dan  banyak yang merasa hambar akan kehidupannya. Padahal dari segi materi dan lainnya mereka banyak yang berkecukupan bahkan lebih. 

Dalam hidup ini penting akan sadarnya kebersyukuran mengenai apa yang terjadi dalam diri ini. Seperti dalam psikologi positif menyinggung mengenai kebersyukuran. Adapun istilahnya yaitu gratitude yang merupakan emosi yang terjadi setelah orang menerima bantuan yang dianggap mahal, berharga, dan altruistik (Wood, Maltby, Stewart, Linley, & Joseph, 2008) (Alex M. Wood, 2010). Jadi singkatnya gratitude ini ialah perasaan menerima apa yang terjadi pada diri ini dan menganggap itu sebagai sebuah anugerah. The Oxford English Dictionary (1989; dalam Emmons,2004) mendefinisikan gratitude menjadi kualitas atau keadaan mensyukuri, apresiasi asal kecenderungan buat membalas kebaikan. (Lucentia, 2020). 

Dikesempatan lain, Menurut Emmons (2004), gagasan syukur asalnya dari kata gratia, yang berarti menyukai, atau gratus, yang berarti mengesankan. Hasil dari pemikiran Park, Peterson, dan Seligman (2004), rasa terima kasih dapat digambarkan sebagai kondisi seseorang yang sadar dan bersyukur atas semua hal bagus yang terjadi padanya. Terlihat dalam definisi yang disebutkan oleh park, jadi gratitude ini merupakan salah satu komponen untuk terus berterimakasih ataupun mensyukuri apapun yang ada dalam hidup ini.

Selain itu, McCullough et al. (2001) membahas tiga fungsi moral atau aspek sosial dari rasa syukur: sebagai barometer moral, sebagai motif moral, dan sebagai penguat moral. Mereka juga meninjau penelitian empiris tentang rasa syukur dan konsep yang terkait (yaitu, terima kasih dan penghargaan) untuk menentukan seberapa baik konseptualisasi ini relevan dengan data. Emosi rasa terima kasih menunjukkan bagaimana hubungan sosial seseorang berubah; penerima menganggap dermawan sebagai agen moral karena mereka telah meningkatkan kesejahteraan pribadi mereka. Joseph (2004).

Menurut McCaullough, Emmons, dan Tsang (2002), rasa terima kasih (Gratitude) ini tidak terlepas dari struktur rasa terima kasih, rasa terima kasih, dan rasa terima kasih yang digambarkan dalam skala rasa terima kasih GQ-6. Menurut Steindl-Rast (2004), rasa terima kasih dan rasa terima kasih mengacu pada dua situasi: transpersonal dan personal. Terima kasih dianggap sebagai bentuk perorangan (personal) terima kasih, di mana terdapat ekspresi maupun ungkapan terima kasih terhadap individu yang menebarkan manfaat atau kebajikan untuk dirinya; konsep terima kasih ini secara alamiah memiliki hubungan yang bersifat sosial. Sebaliknya, gratitude dianggap sebagai bentuk transpersonal terima kasih, karena tak hanya menekankan pada ekspresi ataupun ucapan terima kasih yang terlihat, tetapi juga mengjuruskan pada keadaan yang terjadi di luar diri kita sendiri. (Handrix Chris Haryanto, 2016)

Dapat ditilik dari beberapa uraian diatas, bahwa memang gratitude ini merupakan salah satu dari cara bagaimana hidup menjadi tentram. Karena dilihat dari beberapa manfaat ketika melakukan atau telah mengaplikasikan dari teori gratitude ini perasaan akan lebih tenang. Kalimat syukur sudah disebutkan oleh Allah dalam Al-Qur’an sebanyak 64 kali, menurut Quraish Shihab (1996). Sebagaimana yang tertera dalam (Q.S. Ibrohim : 7) yang memiliki arti : “sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (kenikmatan)”. Dalam (Q.S. Ali-Imran ayat 147), pun Allah menjelaskan mengenai konsep gratitude, adapun artinya “dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur”.  

Bersyukur meningkatkan kesehatan mental, fisik, dan relasi sosial. menurut (M. .Emmons, R.A) rasa terima kasih yang dilakukan secara teratur terbukti secara ilmiah menguntungkan tubuh, seperti imun tubuh yang lebih kuat, kemampuan untuk menahan rasa sakit yang lebih baik, tekanan darah yang lebih rendah, dan kualitas tidur yang lebih baik. Manfaat sosial termasuk sebagai seseorang yang lebih peka dan memiliki empati yang besar, lebih ringan dalam menolong dan  murah hati, lebih murah memaafkan dan  ramah dalam menjalin hubungan, dan  tidak mudah merasa kesepian serta terjaga. Manfaat psikologis termasuk mempunyai taraf perasaan baik yang lebih besar, cakap serta selalu bersinergi, yang mencakup emosi yang senang serta optimisme.



References
Alex M. Wood, J. J. (2010). Gratitude and well-being: A review and theoretical integratio. Clinical Psychology Review, 2.
Handrix Chris Haryanto, F. E. (2016). SYUKUR SEBAGAI SEBUAH PEMAKNAAN . 110-11.
Indah Roziah Cholilah, A. S. (2022). Gratitude dan Psychological Well Being pada Penyintas Covid-19. Jurnal Riset Psikologi, 117.
Joseph, P. A. (2004). Positive Psychology in Practice. Canada: John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey.
Lucentia, S. (2020). Apa yang dimaksud dengan gratitude? .

0 comments:

Post a Comment