zmedia

PEMILU 2024 HARUS UTAMAKAN KEPENTINGAN RAKYAT BUKAN SYAHWAT BERKUASA

Warga Indonesia Wajib Baca ini!! untuk bekal Persiapan Menghadapi Pemilu Tahun 2024 Semoga bisa bermanfaat 

Pemilu 2024 Harus Utamakan Kepentingan Rakyat Bukan Syahwat Berkuasa
(Muhamad Herul, S.Sos ) Pemilu 2024 Harus Utamakan Kepentingan Rakyat Bukan Syahwat Berkuasa

Takterasa 2024 tinggal satu tahun lagi, itu artinya pesta Demokrasi di Republik ini akan segera menapaki babak baru. Bahkan sudah dari jauh-jauh hari partai politik maupun pigur-pigur yang memiliki kepentingan politik telah menggaungkan semangat pembangunan, tentunya dengan cara yang berbeda dan variatif.

Kendati demikian, ada kestabilan nasional yang dipertaruhkan. Dimana rakyat dikhawatirkan akan dibenturkan dengan polarisasi  yang begitu masif dan terstruktur, yang kemudian hal ini dapat memicu percikan konflik  yang  dahsyat  di  dalam tatanan basis (Rakyat). Hal inilah yang harusnya menjadi prioritas dan menjadi kesadaran kolektif guna menjaga kohesifitas di dalam masyarakat.

Peranpenting dari setiap unsur yang terkait dalam pemilu ini sangat fundamental. Baik dari panitia penyelenggara pemilu, partai politik, tokoh dan unsur lainnya, untuk selalu menjadi pelopor dalam terciptanya politik yang mengutamakan kerukunan. Dimana jika mengacu pada Teori Talcott Parsons, ada yang disebut Latensi ( Menjaga stabilitas).

Menurut penulis sendiri, kepentingan rakyat yang sangat fundamental atau mendasar adalah integrasi, dimana tanpa adanya integrasi dalam tatanansosial, dapat dipastikan stabilisasi sosial itu sendiri akan sangat terganggu, bahkan dapat memicu konflik yang dapat membawa kepada disintegrasi dan regresif.


Oleh: Muhamad Herul, S.Sos

1 comment for "PEMILU 2024 HARUS UTAMAKAN KEPENTINGAN RAKYAT BUKAN SYAHWAT BERKUASA"

  1. Polarisasi kelompok menjelang Pemilu pasti akan terjadi kembali meskipun mungkin tidak semasif pemilu 2014 dan 2019 lalu, jika kandidat capres atau cawapres masih dalam lingkaran yang sama. KPU perlu mengevaluasi jangka waktu dalam pendaftaran capres cawapres dan juga masa kampanye yang dinilai banyak pihak terlalu singkat. akhirnya membuat kandidat capres dan cawapres kurang dalam menjabarkan visi misi dan rencana yang akan di tawarkan kepada masyarakat. sebagai pemilih seringkali merasa dipaksa memilih kandidat capres dan cawapres yang sangat terbatas tapi tidak tahu banyak apa yang ingin mereka tawarkan malah kebanyakan hanya bingar bingar kampanye yang sudah berlangsung dengan janji janji yang selaku ada tiap pemilihan berlangsung.

    ReplyDelete