Monday, August 13, 2018

Tinggalkanlah Keragu-raguan

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh. 

Innalhamda lillahi nahmaduhu wa nasta'inuhu wa nastaghfiruhu wa na'udzubillahi min syururi anfusina wa syaiati 'amalina man yahdillah fala mudhillalah wa man yudhlilhu fala hadiyalah. wa shalatu wa salamu 'ala rasulillah wa'ala aalihi wa ashhaabihi waman walah. waba'du : Insan sejati pencinta sunnah kali ini penulis akan menyampaikan ringkasan hadits arba'in nawawiyah hadits bagian ke-11 dengan tema : Tinggalkanlah Keragu-raguan 

TINGGALKANLAH KERAGU-RAGUAN
Tinggalkanlah Keragu-raguan
Artinya :
Dari Abu Muhammad, Al Hasan bin ‘Ali bin Abu Thalib, cucu Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan kesayangan beliau telah berkata : “Aku telah menghafal (sabda) dari   Rasululloh Shallallahu   ‘alaihi   wa   Sallam:   “Tinggalkanlah   apa-apa   yang meragukan kamu, bergantilah kepada apa yang tidak meragukan kamu “(HR. Tirmidzi dan Nasa’i, berkata Tirmidzi : Ini adalah Hadits Hasan Shahih)

Penjelasan :
Kalimat “yang meragukan kamu” maksudnya tinggalkanlah sesuatu yang menjadikan kamu ragu-ragu dan bergantilah kepada hal yang tidak meragukan. Hadits ini kembali kepada pengertian Hadits keenam, yaitu sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam: “Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas, dan di antara keduanya banyak perkara syubhat”.

Pada hadits lain disebutkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : “Seseorang tidak akan mencapai derajat taqwa sebelum ia meninggalkan hal-hal yang tidak berguna karena khawatir berbuat sia-sia”.

Kandungan Hadits:
  1. Meninggalkan syubhat  dan  mengambil yang halal akan melahirkan sikap wara’.
  2. Keluar dari  ikhtilaf ulama  lebih utama  karena  hal tersebut  lebih terhindar  dari  perbuatan syubhat, khususnya  jika di   antara  pendapat mereka tidak ada yang dapat dikuatkan.
  3. Jika   keraguan   bertentangan   dengan  keyakinan maka keyakinan yang diambil.
  4. Sebuah perkara harus jelas berdasarkan keyakinan dan ketenangan.  Tidak ada harganya keraguan dan kebimbangan.
  5. Berhati-hati   dari   sikap   meremehkan   terhadap urusan agama dan masalah bid’ah.
  6. Siapa  yang membiasakan  perkara  syubhat  maka dia akan berani melakukan perbuatan yang haram.
Tingkatan sifat- sifat semacam ini lebih tinggi dari sifat meninggalkan yang meragukan. Wallahu 'Alam Bishshawab.
Sekian dahulu semoga dapat disebarluaskan dan dimanfaatkan oleh antum wa antunna untuk berdakwah dijalan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Sumber : “ Kitab Hadits Arba’in Nawawiyah Karya Muhyiddin Yahya Bin Syaraf Nawawi”.

Baca postingan sebelumnya : 

0 comments:

Post a Comment