Tuesday, August 14, 2018

Berkata Yang Baik Atau Diam

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
Alhamdulillah pada kesempatan kali ini penulis akan melanjutkan kembali pembahasan ringkasan hadits arba'in nawawiyah bagian hadits ke-15 dengan tema : Berkata Yang Baik Atau Diam. 

BERKATA YANG BAIK ATAU DIAM
Berkata Yang Baik Atau Diam
Artinya : 
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah bersabda : “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata baik atau diam, barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tetangga dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tamunya”.(HR. Bukhari dan Muslim)

Penjelasan :
Kalimat “barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat”, maksudnya adalah barang siapa beriman dengan keimanan yang sempurna, yang (keimanannya itu) menyelamatkannya dari adzab Allah dan membawanya mendapatkan ridha Allah, “maka hendaklah ia berkata baik atau diam” karena orang yang beriman kepada Allah dengan sebenar-benarnya tentu dia takut kepada ancaman-Nya, mengharapkan pahala- Nya, bersungguh-sungguh melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan-Nya. Yang terpenting dari semuanya itu ialah mengendalikan gerak-gerik seluruh anggota badannya  karena  kelak  dia  akan  dimintai  tanggung  jawab  atas  perbuatan  semua anggota badannya, sebagaimana tersebut pada firman Allah :
“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati semuanya kelak pasti akan dimintai tanggung jawabnya”. (QS. Al Isra’ : 36) dan firman-Nya: “Apapun kata yang terucap pasti disaksikan oleh Raqib dan ‘Atid”. (QS. Qaff : 18).

Bahaya lisan itu sangat banyak. Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga bersabda: “Bukankah manusia terjerumus ke dalam neraka karena tidak dapat mengendalikan lidahnya”Beliau juga bersabda : “Tiap  ucapan  anak  Adam  menjadi  tanggung  jawabnya,  kecuali  menyebut  nama  Allah, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah kemungkaran”.

Barang  siapa  memahami hal  ini  dan  beriman  kepada-Nya dengan  keimanan yang sungguh-sungguh, maka  Allah  akan  memelihara lidahnya sehingga dia  tidak  akan berkata kecuali perkataan yang baik atau diam.

Sebagian ulama berkata: “Seluruh adab yang baik itu bersumber pada empat Hadits, antara lain adalah Hadits “barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata baik atau diam”. Sebagian ulama memaknakan Hadits ini dengan pengertian; “Apabila seseorang ingin berkata, maka jika yang ia katakan itu baik lagi benar, dia diberi pahala. Oleh karena itu, ia mengatakan hal yang baik itu. Jika tidak, hendaklah dia menahan diri, baik perkataan itu hukumnya haram, makruh, atau mubah”. Dalam hal ini maka perkataan yang mubah diperintahkan untuk ditinggalkan atau  dianjurkan  untuk  dijauhi  Karena  takut  terjerumus  kepada  yang  haram  atau makruh dan seringkali hal semacam inilah yang banyak terjadi pada manusia.
Allah berfirman : “Apapun kata yang terucapkan pasti disaksikan oleh Raqib dan ‘Atid”. (QS.Qaaf : 18) 

Para ulama berbeda pendapat, apakah semua yang diucapkan manusia itu dicatat oleh malaikat, sekalipun hal itu mubah, ataukah tidak dicatat kecuali perkataan yang akan memperoleh pahala atau siksa. Ibnu ‘Abbas dan lain-lain mengikuti pendapat yang kedua. Menurut pendapat ini maka ayat di atas berlaku khusus, yaitu pada setiap perkataan yang diucapkan seseorang yang berakibat orang tersebut mendapat pembalasan.

Kalimat “hendaklah ia memuliakan tetangganya…….., maka hendaklah ia memuliakan  tamunya”  ,  menyatakan  adanya  hak  tetangga  dan  tamu,  keharusan berlaku baik kepada mereka dan menjauhi perilaku yang tidak baik terhadap mereka. Allah telah menetapkan di dalam Al Qur’an keharusan berbuat baik kepada tetangga dan Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : “Jibril selalu menasehati diriku tentang urusan tetangga, sampai-sampai aku beranggapan bahwa tetangga itu dapat mewarisi harta tetangganya”.

Bertamu itu  merupakan ajaran Islam,  kebiasaan para  nabi  dan  orang-orang shalih. Sebagian ulama  mewajibkan menghormati tamu  tetapi  sebagian besar  dari  mereka berpendapat hanya merupakan bagian dari akhlaq yang terpuji.

Pengarang kitab Al Ifshah mengatakan : “Hadits ini mengandung hukum, hendaklah kita berkeyakinan bahwa menghormati tamu itu suatu ibadah yang tidak boleh dikurangi nilai ibadahnya, apakah tamunya itu orang kaya atau yang lain. Juga anjuran untuk menjamu tamunya dengan apa saja yang ada pada dirinya walaupun sedikit. Menghormati tamu itu dilakukan dengan cara segera menyambutnya dengan wajah senang,  perkataan  yang  baik,  dan  menghidangkan makanan.  Hendaklah  ia  segera memberi pelayanan yang mudah dilakukannya tanpa memaksakan diri”. Pengarang juga menyebutkan perkataan dalam menyambut tamu.

Selanjutnya ia berkata : Adapun sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam “maka hendaklah ia berkata baik atau diam” , menunjukkan bahwa perkatan yang baik itu lebih  utama  daripada  diam,  dan  diam  itu  lebih  utama  daripada  berkata  buruk. Demikian itu karena Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dalam sabdanya menggunakan kata-kata “hendaklah untuk berkata benar” didahulukan dari perkataan “diam”. Berkata baik dalam Hadits ini mencakup menyampaikan ajaran Allah dan rasul-Nya dan memberikan pengajaran kepada kaum muslim, amar ma’ruf dan nahi mungkar berdasarkan ilmu, mendamaikan orang yang berselisih, berkata yang baik kepada  orang  lain.  Dan  yang  terbaik  dari  semuanya  itu  adalah  menyampaikan perkataan yang benar di hadapan orang yang ditakuti kekejamannya atau diharapkan pemberiannya. Wallahu 'Alam Bishshawab.

Sekian dan terima kasih atas kunjungannya dipostingan ringkasan hadits arba'in nawawiyah, hadits ke-15 dengan tema : Berkata Yang Baik Atau Diam.  Semoga Allah Subhaanahu wata'ala selamanya memberikan bimbingan petunjuk menuju jalan-Nya kepada kita semua, Aamiin.

Silahkan baca postingan sebelumnya :





Related Posts:

0 comments:

Post a Comment